Custom Search

Selasa, September 09, 2008

Menghidupkan Wawasan

MENGHIDUPKAN WAWASAN
MEGEJAR KEJAYAAN

Hidup Tanpa Wawasan Ibarat berlayar
Tanpa Tahu pelabuhan mana Yang Dituju


Oleh : Elie Mulyadi


ADA dua orang adik-beradik yang hidup di sebuah kampung bersama seorang ayah mereka. Pada suatu hari, si ayah memanggil kedua anaknya dan berkata, “Wahai anak-anakku, kulihat kalian semakin hari kian dewasa. Aku ingin kedewasaan usia kalian juga diikuti oleb kedewasaan
cara berfikiran kalian. Oleb sebab itu, pergilah merantau ke mana pun kau inginkan. Perkayalah hidup kalian dengan pengalaman dan jangan kembali bila kalian belum merasa cukup untuk kembali.”

Mendengar tutur si ayah, kedua beradik itu saling pandang memandang. Si abang kelihatan sangat gembira dan berkata “Terima kasih ayah, akhirnya engkau memberiku kesempatan. Aku memang ingin merantau demi meraih cita-cita yang sudah kupendam sejak lama.”

“Oh ye, sebenarnya apa cita-citamu?" Tanya si ayah kepada anak sulungnya dengan perasaan ingin tahu

“Sederhana sekali ayah, aku hanya ingin mengenal dunia beserta isinya, kemudian memimpinnya. Aku ingin menjadi seorang raja.”

“Bagus,” kata si ayah. “Kau pasti berjaya jika berteguh hati untuk meraihnya". Lalu si ayah menatap anak bongsunya dan bertanya, “Lalu apa cita-citamu pula, wahai anak keduaku?” Si adik menghela nafasnya dan berkata “Aku tidak mahu impian indah-indah seperti abang, ayah. Sejujurnya aku belum ada cita-cita. Mungkin nanti di perjalanan aku akan
menemukannya.”

“Bagus,”
ujar si ayah. “Kau juga pasti menjadi orang yang berjaya setelah menemukan cita-citamu.”

Maka berangkatlah kedua bersaudara 1itu meninggalkan kampung dan ayah mereka. Tahun demi tahun berlalu, si abang terus mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang raja. Meski berbagai rintangan menghalang, terus berjuang dan tak kenal menyerah. Sementara itu si adik belum juga menemu cita-citanya. Ia terus menerus berpindah-pindah pekerjaan kerana tidak puas hati dengan apa yang dilakukannya.

Ia selalu memutuskan berhenti bekerja tiap kali menemukan kesulitan dalam pekerjaannya. Kemudian, ia berpindah ke pekerjaan lain yang kelihatannya jauh lebih menyenangkan. Namun ternyata memang tak ada pekerjaan yang benar-benar menyenangkan. Masing-masing memiliki kesulitan tersendiri.

Waktu terus berlalu. Suatu hari kedua adik-beradik itu bertemu kembali di kampung mereka, hendak berkumpul kembali dengan ayah mereka. Si ayah merasa gembira melihat kedua anaknya telah berubah sejak perpisahan mereka. Yang sulung telah menjadi seorang raja. Ia datang bersama kenderaan berkuda diiringi puluhan pengawal. Sementara itu, yang bongsu datang dengan sebuah buntalan kain kumal di bahunya. Ia berjalan kaki bersendirian dengan wajah yang nampak tua.

Si ayah mengamati kedua sosok anaknya dengan tatapan muka mengharukan. Ia meminta kedua anaknya menuturkan pengalaman mereka masing-masing selama mengembara. Setelah mendengarkan kisah keduanya, si ayah tersenyum gembira. “Akhirnya kalian berdua sama-sama berjaya,” ujarnya.

“Anak pertamaku, kau telah berhasil mewujudkan cita-citamu menjadi seorang raja. Kau anak keduaku, kau telah berhasil dapat pengalaman hidup bahawa jika tak punya cita-cita yang kau pegang teguh secara konsisten maka kau tak akan mencapai apa-apa.”

Kisah di atas membawa sebuah contoh, bahawa ada sesuatu yang sangat penting yang dimiliki seseorang yang berjaya, yang membezakannya dengan orang lain, iaitu WAWASAN. Seseorang yang memiliki wawasan yang jelas, dan berupaya sungguh-sungguh untuk mewujudkannya, lebih dekat kepada keberhasilan daripada yang tidak memiliki wawasan untuk diwujudkan.
Apakah wawasan itu? Wawasan atau Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan.

Misalnya, sepuluh tahun dari sekarang anda ingin menjadi apa? Ingin meraih kualiti hidup di sini mencakupi kualiti material yang diinginkan (penghasilan jumlah kekayaan, taraf pendidikan, pengiktirafan) dan kualiti bukan material (tingkat kebahagiaan, ketenangan hidup, keimanan, kualiti amal salih dan sebagainya), bergantung pada keutamaan nilai-nilai yang anda miliki.

Ketiadaan tujuan hidup membuat kita kebingungan, terumbang-ambing, mudah terbawa arus. Hidup tanpa wawasan ibarat belayar tanpa tahu pelabuhan mana yang kau tuju. Sedikit saja ada angin meliukkan perahumu, kau ikut mengayuh dan tanpa sedar terdampar di sebuah pulau asing yang mengerikan.

Menurut Charles Fillmore, setiap orang yang berhasil menyelesaikan sesuatu pada awalnya, memikirkan dulu apa yang ingin ia lakukan. Ia punya wawasan, lalu mambuang semua rasa ragu, lalu berusaha keras mencapai wawasan itu. Tidak ada beza besar kecilnya hal yang ingin Ia lakukan; kalau ia YAKIN BOLEH, ia akan melakukannya. Wawasan membuat seseorang menjadi terarah dalam hidup dan kerananya punya tujuan-tujuan, sehingga mampu bertahan dan sampai.

“Mengapa perlu wawasan? Biarkan saja hidup berjalan apa adanya!” sergah anda. Memang tak boleh dinafikan bahawa ada orang-orang yang sudah merasa cukup puas dengan hidup yang mereka jalani saat ini. Mereka merasa seolah tak menginginkan apa-apa lagi. Tapi apa benar? Bukankah setiap orang selalu punya keinginan, sekecil apapun itu, lagi dan lagi? Sebab, pada hakikatnya, keinginan merupakan denyutan kehidupan.

Kita ingin makan sedap, tidur nyenyak, tinggal di tempat layak, misalnya yang kesemuanya itu sudah pasti harus diupayakan, adalah bukti bahawa kita masih memiliki nafas kehidupan. Selama masih punya harapan, selama itulah kita masih punya alasan untuk ada di muka bumi. Kalau sudah tak punya sesuatu untuk dikejar, sesuatu untuk diwujudkan, meski secara fizik masih hidup, sebenarnya boleh jadi kita sudah mati. Seperti sebuah robot yang bergerak tanpa hasrat.

Semua hal yang terwujud selalu berawal dan sebuah gambaran keinginan. Mana mungkin di dunia ini ada kapal terbang bila Wright bersudara tak pernahh punya mimpi besar untuk menciptakannya?

Apa yang diraih oleh setiap orang selalu berawal dari sebuah wawasan, yang kemudian dipadukan dengan usaha keras dan ketekunan. Tak ada orang berjaya yang tak mulainya dengan wawasan. Pepatah mengatakan, “hal besar menghampiri mereka yang bermimpi besar, demikianjuga sebaliknya".

“Ah, tapi bukankah saya sendiri tidak mahu berangan yang bukan-bukan” timpal anda. Memang, sebuah wawasan harus sesuai batas-batas yang menyekat kita sebagai manusia. Misalnya, tak mungkin kita bercita-cita menjadi seorang nabi, kerana Allah s.w.t sudah menetapkan takdirnya yang mutlak dalam hal ini. Namun, selama masih terjangkau oleh hakikat kita, tak ada salahnya membuat wawasan yang besar. Kerana wawasan itulah yang akan mendorong kemampuan kita hingga maksima.

Ada baiknya kita belajar dari orang-orang yang menjadi hebat kerana wawasan imereka, berikut ini:

1. BILL GATES

Ketika menyaksikan perusahaan IBM mendominasikan bisnes peralatan komputer, Bill Gates melihat bahawa masa depan komputer sangatlah cerah, terutama dalam segi peralatan Sofwarenya.

Dengan penuh hasrat yang membuak. Ia mulai menciptakan program-program komputer. Wawasannya di masa depan adalah “Setiap rumah di seluruh dunia menggunakun peralatan komputer ciptaan saya.” Sekarang Microsoft, perusahaan komputernya telah menghasilkan beragam produk yang dikenal dan dipakai oleh hampir seluruh penduduk dunia. Ia mendominasi bisnes software dan dan sinilah Bill Gates menjadi orang terkaya no. 1 di dunia.

2. SAM WALTON

Ia sangat tertarik dengan perniagaan runcit dan bermimpi mendirikan rangkaian kedai dengan harga produk yang murah. Beberapa dekad kemudian, ia berhasil membuat jaringan toko WalMart yang selalu menawarkan harga murah dan terdiri atas ribuan cawangan di berbagai negara. Berkat rangkaian kedai tersebut, Sam Walton menjadi orang terkaya di Amerika. Sekarang setelah ia meninggal, 5 orang anggota keluarganya masih menempati urutan 10 terbesar dalam daftar orang terkaya di dunia atas keuntungan rangkaian kedai tersebut.

3. GAJAH MADA

Tokoh ini memimpikan sebuah negeri yang bersatu, lalu bersumpah untuk tidak mengecapi kesenangan duniawai sebelum mampu mempersatukan nusantara. Berkat sumpahnya yang terkenal dengan julukan Sumpah Palapa itu, terbentuklah negara Republik Indonesia yang bersatu sehingga sekarang.

4. WALT DISNEY

Setelah terkenal dengan kartun “Mickey Mouse”nya, Walt Disney mempunyai cita-cita besar. Ia ingin membuat Disneyland, sebuah pusat hiburan di mana orang-orang dari seluruh penjuru dunia datang untuk berrmain. Idea ini dianggap gila oleh orang ramai, kerana Walt memilih lokasi di Angeles yang sudah bercambah dengan pusat-pusat hiburan. Ada pihak bank yang menyebut ideanya sebagai “Disney’s folly” (ketololan si Disney), namun Disney tetap “berusaha” meminjam dana untuk membangun pusat hiburan tersebut. Dan sekarang, Disneyland menjadi tempat pelancongan impian dunia bagi jutaan orang di dunia.

5. WRIGHT BERSAUDARA

Ketika Oliver Wright berusia 7 tahun dan diberi mainan gasing oleh ayahnya, ia sangat terpesona. Ia sungguh takjub bahawa ada mainan yang boleh berputar-putar di angkasa. Esok harinya ia duduk termenung dan memandang seekor burung terbang melintas. Ia berangan-angan, “Aku ingin terbang seperti burung yang bebas.”

Oliver pun mencuba membuat mainan boleh terbang, dari mula layang-layang hingga pesawat sederhana. Ia bekerja bersama abangnya, Wilbur Wright untuk membuat berbagai percubaan, tak peduli cemuhan orang.

Pada usia awal 30-an, mereka berhasil menciptakan pesawat Flyer 1, yang menjadi tonggak sejarah bagi penerbangan pertama yang berjaya di Amerika. Berawal dari pesawat rancangan mereka, terciptalah pengangkutan udara hingga saat ini. Wright bersaudara akhirnya benar-benar boleh terbang seperti burung yang bebas.

Selain tokoh-tokoh di atas, masih begitu banyak mereka yang punya wawasan besar, yang pada zamannya dianggap sebagai angan-angan kosong yang mustahil, namun ternyata kemudian terbukti berhasil.

Pengasas Federal Express, misalnya, saat mengungkap idea pengiriman lintas negara, ia diberi nilai merah dan dinyatakan tidak lulus oleh profesor di universitinya. Kini FedEx sudah menjadi perusahaan ekspedisi ekspres yang terbesar di dunia dengan ratusan ribu karyawan dan asset million dolar.

Alexander Graham Bell pernah diusir dan ditertawakan atas karyanya yang dianggap barang mainan tak berguna. Kini telefon ciptaannya sudah dipakai di seluruh dunia.

Jack Canfield punya wawasan membuat siri buku Chicken Soup for The Soul, namun 33 penerbit menolak dan menganggap buku itu tidak akan laku. Kini buku tersebut sudah terjual lebih dari 30 juta naskhah di seluruh dunia dan diterbitkan ke dalam 30 bahasa.

Semua kisah kejayaan itu berawal dari sebuah wawasan yang besar. Yang mengingatkan kita bahawa mungkin sudah saatnya menjawab kebingungan tentang apa yang mesti dilakukan di masa depan. Barangkali istilah “Biarkan hidup mengalir seperti air” dan ikut saja ke mana arah angin membawamu, tak perlu disimpan lebih lama lagi dalam kamus hidup kita.

Image Hosted by ImageShack.us

0 ulasan:

Contact Me

Sekiranya anda ada sebarang pertanyaan atau cadangan, sila guna borang di bawah :

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template